Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi
biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang
berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies primata dari golongan
mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian,
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,
dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup;
dalam mitos, mereka juga sering kali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain
serta pertolongan.
I. CINTA KASIH
Cinta adalah rasa sangat suka dan menarik hati. Sedangkan
kasih adalah perasaan sayang atau belas kasihan. Perbedaanantara cinta dan
kasih adalah cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan
kasih lebih kepada bagaimana mengungkapkannya keluar. Artinya dengan
adanya cinta, kasih baru dapat ditentukan. Meskipun cinta kasih mengandung
arti hampir bersamaan, namun ada perbedaan juga antara keduanya, cinta lebih
mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya dengan
kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan
secara nyata. Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,
sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga
dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi
yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia
dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti
perintah-Nya dan berpegang teguh pada syariat-Nya
Ada 6 syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
·
Tanggung
Jawab itu sendiri memiliki arti menanggung segala sesuatunya.Setiap manusia
memiliki sifat ini, bila mana semakin baik tanggung jawab yang dijalankan
semakin dipercaya oleh masyarakat luas.
·
Pengorbanan
memiliki arti pertunjukan, jadi pemberian secara ikhlas dan rela tanpa
mengharapkan imbalan sedikitpun demi menyatakan kebaktiannya.
·
Kejujuran
atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang
kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada.Jujur juga berarti
seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan
hukum.
·
Saling
Percaya adalah akar terbaik dalam hubungan antar manusia, apalagi bila hal ini
dilengkapi dengan budaya kerja yang saling percaya, maka hal ini akan membawa
keberuntungan Untuk setiap pihak yang saling percaya.
·
Saling
Pengertian adalah usaha diri kita yang mengerti akan orang lain.Jangan
sekali-kali meminta orang lain untuk mengerti akan diri kita.Karena kapasitas
orang lain dengan diri kita tidaklah sama.
·
Saling
Terbuka memiliki sifat saling terbuka diharuskan karena manusia adalah makhluk
sosial yang tergantung kepada manusia lainnya. Seperti contoh: bila kita
memiliki banyak masalah yang susah untuk diselesaikan, dengan cara sharing
sesama manusia maka akan terselesaikan dengan solusi yang telah diberikan oleh
teman kerja kita.
Macam-macam Cinta Kasih, yaitu:
·
Keluarga
Di lingkungan luas kita dapat menemukan cinta dan kasih, yang
datangnya bisa dari lingkungan sekitar kita, contoh yang terkecil yaitu
keluarga yang pasti memiliki rasa cinta dan kasih terhadap anggota keluarga
lainnya, seperti ibu kepada anaknya. Rasa kasih sayang terhadap keluarga
tentu saja berbeda dengan rasa cinta dan kasih sayang kita terhadap orang-orang
lain di sekitar / lingkungan. Perasaan yang timbul terhadap keluarga akan
lebih besar dari perasaan pada manusia lainnya, itu di sebabkan karena keluarga
memiliki hubungan darah, jadi perasaan dan ikatannya lebih erat.
·
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau
karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat
atau karib.Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi
nyata.Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, persahabatan yang
dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
1. Kemesraan dalam Tingkat
Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja
memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya
kuat.
2. Kemesraan dalam Rumah Tangga,
terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun
tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama
biasanya semakin berkurang.
3. Kemesraan Manusia Usia
Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Saat
ini diwujudkan dengan jalan - jalan dan sebagainya.
·
Pemujaan
adalah manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk
komunikasi ritual. Pemujaan kepada Tuhannya biasanya dipahami menjadi dua
hal yang berbeda, yaitu:
1. Pemujaan karena rasa takut
manusia menyadari bahwa Tuhan adalah sang pencipta. Namun begitu, manusia
juga menyadari bahwa Tuhan adalah sang penghancur. Karena ketakutan akan
kehancuran itulah, manusia mengadakan pemujaan kepada Tuhannya.
2. Pemujaan karena rasa cinta
kepada Tuhan menyebabkan seseorang merasa ingin dekat dengan Tuhannya. Cara
untuk merasa dekat itu dilakukan dengan cara pemujaan, karena tidak mungkin
cinta nya itu dinyatakan langsung kepada Tuhannya sama seperti kepada
sesamanya.
Inti dari pemujaan adalah komunikasi antara manusia dengan
Tuhan. untuk itu sebenarnya melalui pemujaan itu, manusia akan berbicara
dengan Tuhannya.
·
Belas
Kasih
Belas Kasih adalah kebajikan-satu di mana kapasitas emosional
empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari
cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan
humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan
kepribadian. Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif,
seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman, kekuatan atau
gairah. Lebih kuat dari empati, merasakan umumnya menimbulkan aktif
keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain. Hal ini sering,
meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam
konteks sosial. Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang
disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang untuk orang
lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda.
·
Cinta
Erotis
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang
sempurna, akan konsolidasi dengan seseorang lainnya. cinta kasih erotis
bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali
di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta. Tetapi
seperti yang telah dikatakan sebelumnya, pengalaman intimitas, kemesraan yang
tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.Dengan demikian, bahwa cinta
kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta
kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.
II. KEINDAHAN
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus,
permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan
kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan memiliki daya tarik yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan
juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera tunggal, waktu dan
tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
·
Arti
Estetika Murni
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman
estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
·
Keindahan
dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, me ~ punyai arti yang
lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat-diserap
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun
dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan
kata-kata.Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
si pengamat.
·
Menurut
luasnya pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Keindahan dalam arti
luas
Keindahan dalam
arti luas menurut para ahli, yaitu:
a. Menurut
The Liang Gie, keindahan adalah ide kebaikan
b. Menurut
Pluto, karakter yang indah dan hukum yang indah
c. Menurut Aristoteles,
keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.
Jadi, pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan
seni.Keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetis
murni
Yaitu menyangkut pengalaman estetis seseorang dan hubungan
dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas
Yaitu hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan
penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
·
Nilai
Estetika
The Liang gie menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya moral, nilai ekonomis, nilai
pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu
yang tercakup dalam pengetian keindahan disebut nilai estetik.
Ada dua nilai terpenting dalam keindahan, yaitu:
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai
yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal.
2. Nilai intrinsik adalah sifat
baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik
tersebut. \
·
Renungan
berasal dari kata renung yang artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renunganadalah hasil merenung. Dalam
merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori.Teori-teori itu ialah:
-TEORI pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa "Art is an expression
of human feeling" (seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori
ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika
menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal
ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah
diterjemahkan kedalam bahasa Inggris "aesthetic as Science of expresion
and General Linguistic". Beliau antara lain menyatakan bahwa
"art is expression of impressions" (Seni adalah pengungkapan dari
kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah
pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal
individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images). Dengan
demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan-angan seperti
misalnya images wama, garis dan kata.Bagi seseorang pengungkapan berarti
menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman
estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
-TEORI metafisik
Teori semi yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori
yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk
sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Tentang
sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini
sesuai dengan rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf
yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah
terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita
ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis
(timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan
yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini
tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an
itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya
dalam sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain
sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu
seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal
menurut Plato.
-TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas
taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak
semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian
ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan
karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode
psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa
proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari
seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung
atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Suatu
teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh
Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903).
-TEORI kompatibilitas
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi,
artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai
itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam
pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian harus dipadukan warnanya bagian
atas dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.
-TEORI obyektif dan teori subyektif
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan,
bahwa dalam menciptakan seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori
subyektif.Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat
dasar dari keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang ada pada
benda indah atau hanya ada dalam alarn pikiran orang yang mengamati benda
tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori
yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif. Pendukung teori
obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori
subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori
obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptakan nilai
estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah
yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang
hanya mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan
sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah
adalah fitur khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau
dianggap bernilai estetika, salah satu jawaban yang telah diberikan selama
berabad-abad adalah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu.Pendapat
lain menyatakan, bahwa nilai estetis itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas
tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan
keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam din
seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata
tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa
sesuatu benda memiliki nilai estetika, maka hal itu diartikan bahwa seseorang
pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetis sebagai tanggapan terhadap benda
indah itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan
dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang
mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
-TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualitas
dari benda-benda.Kualitas bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut
indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang
bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai
contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Keindahan tidak luput dari ciptaan Tuhan yang sangat luar
biasa. seperti keindahan alam yang dapat dilihat di puncak gunung,
pemandangan alam seperti itu tidak dapat diciptakan oleh siapapun karena itu
adalah ciptaan Tuhan. Manusia tidak dapat dipisahkan dengan sesuatu hal
yang memiliki keindahan karena dengan keindahan kehidupan ini akan menjadi
lebih berwarna dan indah.
III. PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata dasar derita. Sementara
itu kata derita merupakan serapan dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra
yang memiliki arti menahan atau menanggun. Jadi dapat diartikan
penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang tidak meyenakan. Penderitaaan
dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-batin. Penderitaan
secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komkosisi yang mengalami
kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi kelaparan,
atau karena makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat dipungkiri
keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang ekstrem,
seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan membuat
kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati
karena dihina, sedih karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus
ujian. Atau penyesalan karena tidak melakukan yang diharapkan. Sementara
yang lahir-batin dapat muncul dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu
berdampak pada sisi yang lain atau dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu
penderitaan batiniah atau sebaliknya. Misal akibat kehujanan badan menjadi
kedinginan namun tidak ada tempat berteduh akibatnya mendongkol, risau atau
menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus tes menjadi tidak mau
makan dan menimbulkan perut sakit.
·
Siksaan
atau Penyiksaan (Bahasa Inggris: torture)
Digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit untuk
menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
sadisme, pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda
atau tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat
digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan
juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk
mengendalikan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu
pemerintah.Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk
memaksakan pindah agama atau cuci otak politik. Berbicara tentang siksaan,
maka terbayang oleh kita tentang neraka, dosa dan akhirnya firman Allah SWT. dalam
kitab suci Al-Qur'an. Seperti kita ketahui di dalam kita suci Al-Qur'an
terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membahas tentang ini.Dalam Al-Qur'an
ini surat-surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang-orang
musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak
yatim, dan sebagainya. Berbicara tentang siksaan terbayang di benak kita
sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita,
siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan
sebagainya. Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi
yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang
menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.
·
Rasa
Sakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu
penyakit. Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin,
besar-kecil, tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri
darinya. Orang bodoh atau pintar, bahkan dokter sekalipun.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian
peristiwa yang satu dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab
akibat.Karena siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang
menderita. Atau sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia
merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami penderitaan.
·
Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga
terbayang dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan
penderitaan yang hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit,
dan penderitaan terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama
lain.Empat hal itu merupakan rangkaian sebab-akibat. Manusia masuk neraka
karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara tentang neraka tentu
berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga berbicara tentang
kesalahan.
Dalam Al Qur'an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di
neraka atau ancaman siksaan. Surat-surat itu antara lain surat Al-Fath
ayat 6 yang artinya:
Dan supaya mereka menyiksa
orang-orang yang munafik laki-laki dan perempuan, oang-orang yang musyik
laiki-laki dan perempuan yang memiliki persangkaan jahat terhadap Allah. Mereka
mendapat giliran buruk. Allah memurkai mereka, dan menyediakan neraka
Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah seburuk-buruknya tempat
kembali. (QS Al-Fath: 6).
·
Penderitaan
Orang Lain
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk
manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya. Allah SWT berfirman, Aku tidak akan pernah merubah nasib
hambaku, melainkan Hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan
tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang
bias mengubah nasibnya itu. Adapun perbedaan antara nasib buruk dan
takdir, kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu
manusia lah penyebabnya.Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka
manusia lain menjadi menderita, mislalnya:
Pembantu rumah tangga yang
diperkosa, disekap dan disiksa oleh majikanya seharusnya majikan yang biadab
itu diganjaran dengan hukuman penjara oleh pengadilan negri sehingga perbuatan
itu dapat di perbaiki dan pembantu yang telah menderita itu bisa dipulihkan
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkuangan juga menyebabkan
penderitaan manusia, misalnya:
Musibah banjir dan tanah
longsor mulai dari hunian liar di hutan lindung, kemudian pohon-pohot dibabat
menjadi tandus dan gundul oleh manusia penghuni liar itu. Akibatnya
beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah hancur.
·
Sumber-sumber
penderitaan yang dirasakan oleh manusia itu iyalah:
a. Nafsu
Nafsu adalah semua dorongan yang ditimbulkan oleh segala
macam kebutuhan termasuk pula instink sehingga menimbulkan keinginan. Batas
antara nafsu dan keinginan tidak terlalu jelas. Poedjawiyatna (1984)
menyamakan antara keinginan dan nafsu. Nafsu dapat menimbulkan gairah
hidup pada manusia
b. Perasaan
Perasaan merupakan gejala psikis. Perasaan menyangkut
suasana batiniah manusia. kalau manusia merasakan cinta, benci dan
sebagainya. Perasaan timbul didalam bathin akibat kontak antara manusia
dengan lingkungannya dari lingkungan menimbulkan reaksi dalam kaitan reaksi
emosional. Reaksi emosional ini dapat sesuai dengan kehendak pribadi tapi
ketika tidak sesuai dengan kehendak pribadinya maka akan timbullah rasa tidak
puas sehingga timbullah rasa tidak senang, marah dan sikap negatif lainnya.
c. Pikiran
Pikiran disebut juga akal, budi. Dimilikinya budi atau
akal ini pula memungkinkan manusia tahu atau memiliki pengetahuan tentang
sesuatu. Tahu dalam hal ini berarti menghubungkan secara mental sesuatu
dengan sesuatu.
d. Kemauan
Kemauan disebut juga kehandak. Dimilikinya kemauan atau
kehendak dalam diri manusia memungkinkan manusia memilih. Oleh karena itu
kemauan atau kehendak ini dapat dikatakan sebagai pelaksana tentang apa-apa
yang telah di pertimbangkan oleh akal budi dan perasaan.
·
Upaya
Menghindari Penderitaan
Penderitaan jiwa, berat maupun ringan, sudah menjadi bagian
dari kehidupan manusia di zaman modern ini. Sadar atau tak sadar, banyak
orang merasakan penderitaan dan rintihan dalam batinnya. Terhibur dalam
keramaian tapi gelisah dalam kesendirian, menjerit dalam kesunyian, menemukan
orang yang tepat untuk curhat sulit, orang tua tidak mengerti. Problem ini
dirasakan termasuk oleh orang-orang yang taat menjalankan kehidupan ritual
agamanya sehari-hari. Dalam keramaian seperti tak ada masalah, ceria,
riang dan gembira, tapi dalam kesendirian dan kesunyian, batinnya menjerit
karena masalah tak hilang-hilang, beban perasaan terasa berat, stres oleh
pekerjaan yang menumpuk, jodoh tak kunjung datang, uang dan materi berlimpah
tapi tak ada ketenangan hidup, makanan banyak tapi tak ada kenikmatan dst. Akhirnya,
tak betah di rumah, asing dengan diri sendiri, hidup merasa tak berarti. Kebahagiaan
tidak tahu entah ada dimana.
Apa yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah seperti
ini? Umumnya kita melakukan tiga berikut ini:
1.
Refresing
dalam berbagai bentuknya seperti rekreasi, hiburan, nonton, olah raga,
jalan-jalan, kumpul-kumpul, nongkrong di café, belanja menghabiskan waktu dan
uang.
2.
Menyibukkan
diri dalam berbagai aktifitas yang diharapkannya bisa melupakan problem-problem
hidupnya untuk sementara.
3.
Menghukum
dirinya dengan duduk berjam-jam depan komputer menghabiskan waktu dengan main
game, chatting atau yang paling populer sekarang, fesbukan.
IV. KEADILAN
Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan
manusia.Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem
yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini
menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut memiliki
kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus
memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing - masing
orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap
proporsi tersebut disebut tidak adil.
Keaadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga
yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya
dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada
pemerintahan.Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara
sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa
diproyeksikan kepada pemerintah? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok
yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan
terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai
raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas
pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu
adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau
dengan kata lain, keadilan adalah kondisi bila setiap orang memperoleh apa yang
menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.
·
Keadilan
legal atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan
substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya. Dalam
masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya
paling cocok baginya (the man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut
keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
·
Keadilan
distributive
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana
bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama
diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
·
Keadilan
komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat
dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas
pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak
ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan
menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
·
Distribusi
Keadilan
1.
Kejujuran
atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati
nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang
kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada.Jujur juga berarti
seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan
hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa
yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti
juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun
yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa keinginan, harapan dan
niat.
2.
Kecurangan
atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula
dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya
apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang
dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa
energik dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak,
ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai
orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat
disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4
aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila
keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan
sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, ketika
manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia
akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
3.
Pemulihan
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang
tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih
jika ia menjadi teladan bagi orang / tetangga disekitarnya adalah suatu
kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.Perawatan nama baik erat
hubungannya dengan perilaku atau perbuatan. Atau dapat dikatakan Bama baik
atau tidak baik ini adalah perilaku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan
perilaku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan
santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang
dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik
adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya
tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk
memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta
maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah,
berbuat darma dengan memberikan kesejahteraan dan pertolongan kepaa sesama
hidup yang harus ditolong dengan penuh kasih sayang, tanpa pamrin, takwa
terhadap Tuhan dan memiliki sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur
selalu dipupuk.
4.
Pembalasan
adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu bisa berupa
perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, perilaku yang mirip, perilaku
yang seimbang. Pembalasan karena adanya pergaulan.Pergaulan yang
bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yagn
penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada
dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul
manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu.Bila manusia
berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada
hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban
manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya
dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan
kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
MANUSIA